Yuk amalkan bacaan “laa ilaha illallah” bakda shalat, penting sekali diamalkan. Berikut juga penjelasan kandungan maknaya.
Baca juga: 7 Catatan Mengenai Dzikir
Bulughul Maram karya Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani
Kitab Shalat
بَابُ صِفَةِ الصَّلاَةِ
Hadits #321
عَنِ المُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ: «لاَ إلهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada setiap selesai shalat fardhu biasa membaca:
LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI-IN QODIIR.
ALLAHUMMA LAA MAANI’A LIMAA A’THOYTA WA LAA MU’THIYA LIMAA MANA’TA WA LAA YANFA’U DZAL JADDI MINKAL JADDU.
Artinya:
“Tiada Rabb yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya puji dan bagi-Nya kerajaan. Allah itu Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal salehnya yang menyelamatkan dari siksaan). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 844 dan Muslim, no. 593]
Baca juga: Keutamaan Kalimat Laa Ilaha Illallah
Faedah hadits
- Allah itu yang menguasai segala sesuatu. Allah yang mencipta dan mengatur. Segala sesuatu di muka bumi ini hanyalah dalam kuasa Allah. Itulah makna dari LAHUL MULKU.
- Makna LAHUL HAMDU adalah Allah memiliki sifat yang sempurna. Allah pantas dipuji karena rasa cinta dan pengagungan. Allah dipuji karena sifat-Nya yang Mahatinggi dan pemberian Allah yang amat banyak.
- WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI-IN QODIIR, artinya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak ada kelemahan. Segala sesuatu ini mencakup langit dan bumi. Langit dan bumi berarti berada dalam kuasa Allah.
- ALLAHUMMA LAA MAANI’A LIMAA A’THOYTA WA LAA MU’THIYA LIMAA MANA’TA WA LAA YANFA’U DZAL JADDI MINKAL JADDU. Maksudnya: Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Takdir Allah itu pasti terjadi, tidak ada seorang pun yang dapat mengubah takdir Allah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal salehnya yang menyelamatkan dari siksaan). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan. Bacaan ini menunjukkan bentuk penyerahan diri hamba kepada Allah, pengakuan keesaan Allah, lalu semua daya, kekuatan, dan kebaikan adalah dari Allah.
- Anjuran membaca dzikir ini bakda shalat sebanyak sekali.
- Imam Nawawi rahimahullah berkata: Para ulama sepakat akan sunnahnya membaca dzikir bakda shalat. Ada hadits yang banyak yang sahih dengan berbagai variasi begitu banyak membicarakannya. (Al-Adzkar, hlm. 66)
- Bakda shalat merupakan waktu untuk berdzikir.
- Istighfar, dzikir, dan doa bakda shalat adalah sesuatu yang disunnahkan. Sunnah ini hendaklah dilakukan oleh imam, makmum, maupun munfarid, begitu pula bagi laki-laki dan perempuan, serta bagi musafir dan lainnya.
Baca juga: Syarat Kalimat Laa Ilaha Illallah yang Harus Dipenuhi
Bacaan laa ilaha illallah yang lain bakda shalat
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH. LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI-IN QODIIR.
LAA HAWLA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAH. LAA ILAHA ILLALLAH WA LAA NA’BUDU ILLA IYYAAH. LAHUN NI’MAH WA LAHUL FADHLU WA LAHUTS TSANAAUL HASAN.
LAA ILAHA ILLALLAH MUKHLISHIINA LAHUD DIIN WA LAW KARIHAL KAAFIRUUN.
Artinya:
“Tiada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujaan. Allah itu Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya nikmat, anugerah, dan pujaan yang baik. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, sekalipun orang-orang kafir begitu benci.”
Faedah: Dikatakan oleh ‘Abdullah bin Zubair, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca tahlil (laa ilaha illallah) di akhir shalat (dubur shalat). (HR. Muslim, no. 594)
Baca juga: Dzikir Setelah Shalat
Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.
Referensi:
- Fiqh Bulugh Al-Maram li Bayaan Al-Ahkaam Asy-Syar’iyyah. Cetakan pertama, Tahun 1443 H. Syaikh Prof. Dr. Muhammad Musthafa Az-Zuhaily. Penerbit Maktabah Daar Al-Bayan. 1:520-521.
- Minhah Al-‘Allam fi Syarh Bulugh Al-Maram. Cetakan pertama, Tahun 1432 H. Syaikh ‘Abdullah bin Shalih Al-Fauzan. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Jilid Ketiga. 3:181-184.
—
Kamis siang, 19 Ramadhan 1443 H, 21 April 2022
@ Darush Sholihin Panggang Gunungkidul
Artikel Rumaysho.Com